Christopher Columbus berlayar melalui kawasan Segitiga Bermuda pada pelayaran ke empatnya, saat itu ia melihat api besar di langit dan kompas di kapalnya tidak berfungsi dengan baik.
Catatan Columbus saat itu, yaitu tanggal 5 Desember 1502 di perairan Bermuda.
Api Besar di Langit dan Kegagalan Kompas
On 5 December 1502, Columbus and his crew found themselves in a storm unlike any they had ever experienced. In his journal Columbus writes,
For nine days I was as one lost, without hope of life. Eyes never beheld the sea so angry, so high, so covered with foam. The wind not only prevented our progress, but offered no opportunity to run behind any headland for shelter; hence we were forced to keep out in this bloody ocean, seething like a pot on a hot fire. Never did the sky look more terrible; for one whole day and night it blazed like a furnace, and the lightning broke with such violence that each time I wondered if it had carried off my spars and sails; the flashes came with such fury and frightfulness that we all thought that the ship would be blasted. All this time the water never ceased to fall from the sky; I do not say it rained, for it was like another deluge. The men were so worn out that they longed for death to end their dreadful suffering.
Kilatan petir dan guntur yang bersahut sahutan selama satu malam penuh dan sembilan hari di hajar ombak besar akibat hujan badai dan tidak mampu ditembus oleh kapalnya jelas saja merupakan peristiwa alam yang luar biasa, hujan badai dan ribut petir seperti ini bisa terjadi di laut manapun. Kompas jelas saja akan berputar ke segala arah jika kapal terombang ambing dan dihempas mundur oleh gelombang dan itu peristiwa alam normal.
Namun kejadian-kejadian tsb sebagai peristiwa ganjil pertama kali di segitiga bermuda.
Bila penampakan api besar di langit disebabkan oleh meteorlah yang jatuh. maka meteor tsb mengandung unsur langka yang memiliki massa jenis tinggi, sehingga menjadikan area Segitiga Bermuda memiliki gravitasi yang tidak teratur. Teori tersebut juga dapat diakui sebagai penyebab terbentuknya Segitiga Bermuda pula.
Hingga kini tidak ada yang bisa menentukan koordinat pasti lokasi saat Columbus mengalami kesalahan Kompas. Menurut perkiraan rutenya, saya kira lokasinya dekat Panama. Memang benar kapal Columbus pernah mengalami kandas dan terdampar selama hampir setahun, tapi penyebabnya dia aja yang salah menghitung kedalaman alur sungai saat memasuki Jamaica. Dalam empat kali pelayarannya, Columbus berulang kali memasuki perairan Bermuda, Bahama, Karibia dan sekitarnya dengan selamat.
Penemuan Piramida di Segitiga Bermuda
Beberapa ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat melakukan survey di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan sebuah piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang. Panjang sisi dasar piramida ini mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini dari permukaan laut sekitar 100 meter. Ukuran, piramida ini lebih besar skalanya dibandingkan dengan piramida Mesir kuno yang ada di darat.
Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang sangat besar, air laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena itu ombak yang besar dapat membentuk pusaran raksasa yang membuat perairan di sekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat menggelora dan badai pada permukaan laut.
Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa Piramida di dasar laut ini mungkin awalnya dibuat di atas daratan, lalu terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan menggelamkan daratan ke dasar laut seiring dengan perubahan penurunan permukaan tanah. Ilmuwan lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam perairan di area Segitiga Bermuda dianggap pernah menjadi sebagai salah satu landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan Piramida di dasar laut tersebut mungkin sebuah gudang pemasokan mereka.
Li Hongzhi dalam buku yang berjudul Zhuan Falun mempunyai penjelasan tentang penemuan peradaban prasejarah sebagai berikut; “Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan,Amerika Utara, Oceania, Afrika dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara umum disebut ‘lempeng kontinental’. Sejak terbentuknya lempeng kontinental sampai sekarang, sudah ada sejarah puluhan juta tahun. Dapat dikatakan pula bahwa banyak daratan berasal dari dasar laut yang naik ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak kondisi ini stabil sampai keadaan sekarang, sudah bersejarah puluhan juta tahun.
Namun di banyak dasar laut, telah ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan pahatan yang sangat indah, dan bukan berasal dari warisan budaya umat manusia modern, jadi pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut. Dipandang dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini sudah dapat dipecahkan.
Kebanyakan Piramida yang dibangun adalah piramida-piramida dari tumpukan batu-batu yang bermassa jenis tinggi pula. diantaranya adalah batu granit. Efek Gravitasi yang tinggi disana dapat terjawab pula dengan menggunakan hukum Newton. Tiap massa akan saling tarik menarik. semakin besar massa tersebut maka semakin besar pula gaya tariknya. Dan batu-batu yang sering digunakan untuk membuat piramida memiliki massa yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar