Halo, sudah lama sekali rasanya saya tidak menulis artikel. Bukan karena lagi minim ide sih, tapi karena beberapa waktu yang lalu saya sedang sangat sibuk. Puncak kesibukan saya adalah pada hari ( 21 Juli 2011 ). Nah, saya sudahi saja curhat colongan ini. Kita langsung saja ya ke kasus lain mengenai kesalah tafsiran. Kali ini, kesalah tafsiran tersebut mengenai salah satu hewan yang terancam punah. Hmm...kasihan juga ya, sudah terancam punah, tapi malah disebut sebagai hewan mistik.
Saya yakin, jika pembaca menyimak informasi mengenai hewan berikut ini, kalian semua akan tahu hewan apa itu dan pasti menganggapnya sangat teramat sangat umum didunia hewan.
Sebuah web informasi yang cukup terkenal di Indonesia pada beberapa waktu yang lalu, menyampaikan sebuah informasi yang cukup mengejutkan. Beritanya seperti ini :
VIVAnews - Selasa pagi, 11 Januari 2011, warga Dusun Tongke-Tongke, Desa Lowa, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, mendadak gempar. Pasalnya, ditemukan seekor makhluk laut sejenis ikan yang diyakini warga setempat merupakan penjelmaan manusia dan hewan laut. Para nelayan di situ bahkan meyakini itu seekor 'ikan duyung'.
Belum jelas, apa sebetulnya makhluk aneh ini.
Hewan berkelamin betina ini ditemukan warga Dusun Tongke-Tongke bernama Juma Ali (40), terdampar di pesisir pantai Bala-Bala Desa Lowa. Sesaat sebelum ditemukan, makhluk laut yang disebut-sebut penduduk sejatinya seorang manusia asal Kota Kendari yang dikutuk sihir ini, nyaris tak dapat menyambung nafas.
Pasalnya, tubuh hewan laut tersebut telah ditempeli sejumlah gomi--sejenis lintah penghisap darah--sebesar telapak tangan orang dewasa. Beruntung, Juma Ali dapat menanggalkan lintah-lintah laut itu.
Setelah itu, Juma Ali mencoba mengembalikan hewan langka itu ke laut. Akan tetapi, 'ikan duyung' ini seperti selalu menolak meronta-ronta. Juma Ali lalu memutuskan untuk memeliharanya. Seutas tali diikatkannya di bagian ekor. Tujuannya: sebagai tolak bala, untuk menghindarkan Dusun Tongke-tongke dari hantaman badai dan gelombang pasang yang sedang mengamuk belakangan ini.
Semenjak menemukan hewan pemakan rumput laut itu, Juma Ali jadi sibuk bukan kepalang. Dia nyaris tidak lagi dapat melaksanakan aktivitas rutinnya.
Tiap hari, dia harus memenuhi permintaan warga setempat dan juga aparat dari instansi pemerintah setempat yang datang ke situ untuk sekadar menyaksikan dan mengabadikan foto ikan langka ini.
Payahnya, mereka yang ramai datang berkunjung, jarang yang mau menyisipkan rupiah ke kocek Juma Ali. Jadilah Juma Ali, yang kadang harus melawan dingin untuk meladeni permintaan penonton, gigit jari sembari memendam dongkol.
Memasuki hari keenam makhluk aneh itu ditemukan, berbagai cerita mistik dan dongeng makin menyebar ke seantero kampung. Ada yang bilang 'ikan duyung' itu seperti selalu malu-malu kucing jika didekati orang laki-laki. Yang lain lagi berkisah ia selalu menangis saat merasa terancam. Ada juga yang sampai bermimpi gawat: diancam makhluk itu bahwa bila tak segera dilepas ke laut bebas, maka Pulau Selayar dan sekitarnya segera akan musnah ditelan samudera.
Dan inilah foto makhluk yang ditangkap Juma Ali tersebut:
Oke, mari lupakan soal mistik, dan mari saya perkenalkan pembaca sekalian dengan siapa sesungguhnya makhluk ini.
Pembaca sekalian, perkenalkanlah, Ikan Duyung yang bernama Dugong!
Dugong adalah hewan laut yang nyaris punah pada abad ke-18 karena diburu oleh manusia. Dugong termasuk salah satu mamalia terbesar dan termasuk dalam order Sirenia atau yang lebih dikenal dengan istilah "sapi laut".
Sapi laut yang saya maksud bukanlah yang seperti ini :
Atau bahkan yang seperti ini :
Tapi sapi laut yang dalam bahasa biologinya disebut sebagai Sirenia atau Sirenians. Sirenia diambil dari mitologi Yunani yang menceritakan tentang suatu kaum yang hidup di air (Siren).
Nah, kenapa hewan-hewan seperti Dugong disebut Sirenia, karena pada saat pertama kali ditemukan, seorang pelaut mengira bahwa Sirenia (ordo) tersebut adalah putri duyung. Dan kenapa Dugong disebut "sapi laut", itu tidak lepas dari makanan kesukaan mereka yang berupa rumput laut.
Perbedaan Dugong dan Manatee
Yang ingin saya tegaskan ialah, bahwa hewan yang ditangkap oleh Juma Ali bukanlah "mermaid" atau manusia setengah ikan. Terlebih lagi manusia yang dikutuk menjadi seperti itu. Hewan itu murni Dugong dari ordo Sirenia. Dilihat dari ukuran Dugong yang ditangkap Juma Ali, Dugong tersebut kemungkinan belum dewasa alias masih fase anak-anak.
Salah satu bukti kuat bahwa hewan tersebut Dugong adalah, dengan melihat peta persebarannya yang sudah terlampir pada Wikipedia. Dari "warna biru" yang terlampir, jelaslah bahwa perairan Indonesia pun juga merupakan tempat tersebarnya para Dugong.
Mengenai darimana masyarakat sekitar menganggap bahwa hewan tersebut adalah manusia ikan, saya hanya bisa berpendapat bahwa kemungkinan masyarakat tersebut masih terbawa oleh mitos kuno dari melayu. Asal pembaca tahu, kata "Dugong" berasal dari bahasa Tagalog (bahasa Filipina) yang juga diambil dari kosa kata Melayu yang berarti "duyung" atau "putri duyung". yakni makhluk fantasi berupa wanita cantik dalam tubuh ikan.
Dan mengenai berbagai cerita mistik dan cerita-cerita lain seputar pasca ditangkapnya Dugong oleh Juma Ali, saya rasa itu hanyalah opini yang timbul dari reaksi masyarakat saja, yang bisanya muncul karena ada kejadian yang tak umum atau jarang terjadi di tempat tinggal mereka.
Akhir kata dari saya, pembaca sekalian, sudah saatnya masyarakat Indonesia bangkit dari mitos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar