Masyarakat Jawa percaya bahwa manusia akan mengalami 12 tahapan kehidupan. Tiap tahapan berlangsung satu tahun dengan naungan dewa masing-masing. Setelah 12 tahun, nasibnya akan kembali ke semula. Jadi siklus nasib manusia, menurut kepercayaan orang Jawa, berlangsung dalam 12 tahun.
Pada saat berumur satu tahun, seseorang dinaungi oleh Batara Surya. Mereka yang berada dalam naungan dewa ini termasuk juga orang-orang yang berusia 13, 25, 37, 49, 61, 73, 85, dan seterusnya (ditambah 12). Pada masa ini, mereka umumnya manja dan bergantung pada orang lain. Candranya Batara Surya adalah sunaring Bagaskara tumusing kalbu dengan kelinci sebagai lambang.
Karena itu, orang yang berada dalam naungan dewa ini hatinya selalu terang dan berani. Terang di hatinya membuatnya dapat ‘melihat’ yang akan terjadi atau dengan kata lain firasatnya cukup kuat. Kesehatannya selalu berhubungan dengan air dan sakit panas.
Seseorang yang menemukan jodoh pada usia dibawah naungan Batara Surya akan mendapatkan banyak anak, hidup tenteram dan tenang di rumah. Tapi Anda harus hati-hati karena akan banyak orang yang iri.
Ketika menginjak umur 2, 14, 26, 38, 50, 62, 74, 86, dan seterusnya (ditambah 12), seseorang berada dalam naungan Batara Brahma. Candra Batara Brahma yang kemratu ratu hewan pilihannya yang harimau membuat mereka yang berada dalam naungannya cenderung keras hati, angkuh dan ingin berkuasa.
Keinginan tersebut membuat kariernya cepat menanjak. Sayangnya seringkali ia tidak menyadari kalau sedang dimanfaatkan oleh atasannya. Setelah sadar, semuanya sudah terlambat dan hanya ada penyesalan. Karena itu pada usia ini Anda dianjurkan untuk tidak mudah percaya pada orang lain.
Kesehatan boleh dikatakan prima, tidak mudah terserang penyakit. Jika menemukan jodoh pada usia tersebut, akan selalu rukun sampai kakek nenek. Hal-hal yang membuat apes adalah terkena benda tajam seperti pisau, pedang, dan keris.
Tahun berikutnya, yaitu ketika seseorang berumur 3, 15, 27, 39, 51, 63, 75, 87 dan seterusnya (ditambah 12), ia berada dalam naungan Batari Durga.
Candranya dewa ini dugang mirowang dengan hewan perlambang kerbau. Mereka yang berada dalam naungannya umumnya menjadi mudah bingung dan tidak dapat berkonsentrasi.
Mereka umumnya kehilangan pegangan dan gairah hidup. Semua yang dikerjakannya hanya ikut-ikutan orang lain. Dengan demikian mereka manjadi mudah kena tipu. Jika ia seorang karyawan, posisinya dalam bahaya karena kairernya cenderung mandeg. Pendekatan pada Tuhan yang Maha Esa dan dukungan keluarga atau desakan kebutuhan bisa memperbaiki suasana.
Pada usia-usia ini, orang cenderung peka terhadap udara malam, air, serangan batuk, perut, dada dan kepala. Bertemu jodoh pada usia dibawah naungan Batari Durga haruslah hati-hati, karena hidup cenderung susah. Bahaya yang harus dihindari adalah terkena jerat, seperti jerat hutang dan kecelakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar