Ada anekdot tentang Liechtenstein. Jika melintasi negeri ini dengan bus sambil merokok, saat perjalanan dimulai dari perbatasan Switzerland rokok baru dihidupkan, maka ketika sampai di Austria rokok masih tetap menyala. Negara ini memang nyaris tak tercantum dalam peta dunia. Bahkan di peta Eropa hanya sebuah noktah kecil. Namun seluruh dunia memandangnya dengan takjub. Kagum pada keindahan dan kemakmuran negeri yang pernah menjadi bagian dari Provinsi Raetia, pada masa Imperium Romawi Kuno itu.
Liechtenstein adalah negara monarki konstitusional yang berdaulat penuh. Wilayahnya terletak di pegunungan Alpen, bagian selatan Eropa tengah. Terjepit di antara Switzerland (di perbatasan barat) dan Austria (di perbatasan timur). Posisinya yang unik justru menjadi satu kelebihan negara yang merayakan hari kemerdekaanya pada 15 Agustus ini.
Pemandangan pegunungan Alpen yang khas, hasil peternakan dan pertanian, bangunan kuno termasuk Vaduz Castle sebagai istana pegunungan peninggalan Abad Pertengahan menjadi daya tarik utama pariwisata, selain prangko mereka.
Bagi Eropa, Liechtenstein adalah sebuah negeri impian. Bukan melulu karena keindahan alam, tetapi juga tingkat kemakmuran, kesejahteraan, kenyamanan, ketenangan dan gaya hidup penduduknya yang elegan berbaur dengan nilai tradisional.
Di negeri yang dipimpin oleh seorang pangeran itu, rakyatnya benar-benar merdeka. Tidak ada yang namanya pengangguran, negerinya bebas dari ambisi politik, tidak ada pajak yang memberatkan, kriminalitas sangat minim (nyaris tak ada penjahat), dan rakyatnya hidup tenteram.
Betapa tidak, pangeran yang memerintah secara turun-menurun rela memberikan subsidi pada semua kebutuhan vital dan fasilitas publik. Bahkan pada masa pemerintahan Franz Josef II, ia sangat pemurah. Rela menyisihkan harta pribadi untuk kepentingan rakyatnya. Pernah sang pangeran membiayai dua atlet sepeda Liechtenstein untuk mengikuti olimpiade, dengan dana pribadinya. Kedua atlet tersebut mewakili negeri yang “tidak dikenal” banyak negara peserta Olimpiade.
Saat bendera seluruh negara asal atlet dikibarkan, ternyata bendera Liechtenstein menyerupai bendera Haiti. Bendera dua warna: Biru (di atas) Merah (bawah)… Tak ingin orang salah mengenali negerinya, lantas ofisial negara tersebut dengan persetujuan negara kemudian menurunkan bendera dan dengan secepat mungkin menyulamkan lambang mahkota sebagai pembeda dengan Haiti.
Sejak itu pangeran menetapkan bendera Biru Merah dan lambang mahkota di sisi biru sebelah kiri atas tetap dipakai sebagai bendera kenegaraan. Sementara Haiti juga memberikan pembeda pada benderanya dengan menambahkan sebuah gambar pohon dan relief tertentu di tengah lapisan warna biru dan merah.
Cinta Damai
Liechtenstein yang teritori administratifnya hanya seluas 62 mil persegi (160 km persegi) itu memilih sebagai negara cinta damai. Dalam catatan sejarah mereka, pertempuran terakhir yang melibatkan prajurit negara tersebut adalah Perang Austro-Prusia, saat bergabung dengan bendera Konfederasi Jerman (1815-1866).
Pada pertempuran tersebut, Liechtenstein mengirim satu kompi tentaranya yang terdiri dari 58 prajurit dan perwira. Namun sejak perang itu berakhir angkatan bersenjata Liechtenstein (1868) pun dibubarkan dan mereka menjadi sebuah negara netral seperti halnya Switzerland (Swiss).
Kini Liechtenstein hanya memiliki satu regu polisi bersenjata ringan yang terdiri dari 7 personel dinas aktif, 1 security khusus, dan seekor anjing polisi terlatih. Petugas bersenjata ini hanya alat formal negara yang menjaga keamanan dalam negeri!
Banyak orang yang ingin menjadi warga negara Liechtenstein, karena tertarik akan kenyamanan kehidupan di negeri itu. Namun aturan persyaratan pemerintah negara itu sangat ketat untuk orang asing guna membatasi populasi. Setidaknya warga asing harus menetap dulu selama minimum 5 tahun, bersedia membayar uang jaminan senilai 10 ribu dolar AS, itu pun harus atas persetujuan parlemen negara, barulah seorang warga asing bisa dipertimbangkan menjadi warga negara.
Prangko, Gunung dan Susu
Apa yang terkenal dari Liechtenstein? Bukan hanya sebagai negeri kaya yang penduduknya makmur, negeri yang tak lebih luas dari wilayah Jakarta Selatan dan seperenam luas Kota New York ini juga terkenal akan prangko, panorama pegunungan dan susu sapinya.
Bagi penghobi filateli, Liechtenstein dikenal akan prangkonya yang unik dan bernilai tinggi. Prangko cetakan Liechtenstein tergolong langka dan punya ciri khas. Sejak tahun 1912, negeri ini sudah menerbitkan 800 jenis prangko yang tetap diburu para kolektor hingga kini.
Selain prangko, negeri yang dialiri Sungai Rhine di sepanjang perbatasan barat wilayahnya ini juga menjadi surga bagi wisatawan. Pemandangan Pegunungan Alpen yang tertutup salju, hamparan hutan pinus, bangunan tua, kastil dan padang rumput luas menawarkan panorama alam pegunungan dan lembah yang menawan.
Sepanjang tahun, rombongan turis nyaris mengalir tanpa henti untuk menikmati keindahan lanskap Liechtenstein. Walau tak sampai satu hari saja mereka sudah bisa mengelilingi negeri ini, Liechtenstein tak pernah membosankan bagi para wisatawan.
Sampai kepala pemerintahan Leichtenstein pernah khawatir dengan membanjirnya arus turis ke negeri mereka. Ia khawatir kedatangan turis yang begitu banyak bisa mengubah tatanan hidup dan kebudayaan penduduk negerinya.
Turis juga suka melihat peternakan. Di lembah Pegunungan Alpen di sisi Sungai Rhine, bentangan padang rumput menjadi lahan penggembalaan yang istimewa. Pada musim panas, para peternak akan menggiring ternaknya ke lereng Pegunungan Alpen. Pada musim gugur ternak itu akan merumput di lembah yang indah itu.
Untuk mendukung jalur penggembalaan ternak ini, pemerintah membangun sebuah terowongan di bawah ruas jalan utama. Terowongan berbiaya mahal ini memang khusus dibangun, agar ternak sapi atau domba bisa bebas bergerak dalam jalurnya tanpa terganggu atau mengganggu arus transportasi.
Ini mungkin satu-satunya “jalan tol” di dunia yang dibangun khusus untuk ternak.
Kenikmatan yang dibangun buat ternak ini mungkin berhubungan dengan kualitas daging dan susu produksi Liechtenstein yang terkenal sangat prima.
Memang devisa utama negeri Liechtenstein berasal dari sektor pariwisata dan agraria (peternakan dan pertanian), selain perdagangan prangko.
Sejak tahun 1950, Liechtenstein sudah mengubah imej ekonomi negeri mereka. Dari negara yang dikenal akan sektor peternakan kini menjadi salah satu negara yang kuat di sektor industri modern. Standar hidup di negeri ini juga tinggi, karena tingkat upah di sana juga termasuk yang tinggi di seluruh dunia.
Produk industri Liechtenstein memang bermutu tinggi seperti keramik, peralatan elektronik, pabrik produksi besi, teknologi pemanas, dan produk farmasi. Sementara di sektor agraria para peternak dan petani Liechtenstein memenuhi permintaan ekspor daging, susu, anggur (wine), gandum dan jagung, kentang, dan aneka sayuran dataran tinggi. Untuk kepentingan industri dan agraria ini sekitar 5.000-12.000 pekerja berdatangan dari negara tetangga.
Sementara Liechtenstein menetapkan kebijakan pajak bagi bisnis warga asing di negerinya. Semua hal ini menjadi tambahan pendapatan bagi negeri yang ditempati lima ribuan perusahaan yang membuka kantor di berbagai kota di Liechtenstein.
Walau luas negaranya sebesar sebuah kota, tetapi negeri beribukota Vaduz (berpenduduk 5.000 jiwa, estimasi tahun 2005) itu terbagi menjadi 11 distrik. Total seluruhnya dihuni oleh 33 ribu penduduk. Mereka menggunakan bahasa Jerman dengan mata uang Swiss Franc dan bagi turis juga berlaku uang Mark Jerman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar