Selasa, 16 Agustus 2011
Apakah Yang Terjadi Dengan Dinosaurus?
Kalau kita melihat film Jurassic Park dan The Lost World maka kita akan menyaksikan dinosaurus-dinosaurus yang telah digambarkan dengan begitu menarik oleh Steven Spielberg. Namun apakah sebenarnya dinosaurus itu ?
Sekarang ini setiap orang sudah mendengar mengenai dinosaurus. Dari anak-anak sampai orang dewasa telah melihat gambar mereka dan banyak orang mengira dinosaurus-dinosaurus itu telah punah 65 juta tahun sebelum manusia ada di bumi. Pandangan mengenai dinosaurus ini sangat berhubungan erat dengan teori evolusi.
Para penganut paham evolusi mengatakan bahwa dinosaurus pernah hidup di bumi ini antara 65 sampai 230 juta tahun yang lalu. Dinosaurus ditemukan hanya di 3 kolom geologis yaitu : Triassic, Jurassic, dan Cretaceous. Evolusionis menamakan tiga lapisan tanah tersebut dengan nama zaman Mesozoic. Itulah zaman yang mereka berikan untuk zaman dinosaurus. Menurut mereka makhluk-makhluk ini punah pada akhir zaman Mesozoik (Cretaceous). Teori evolusi mengajarkan bahwa dinosaurus sudah punah kira-kira 65 juta tahun sebelum manusia mulai berevolusi.
Pandangan dari teori evolusi berbeda dari para ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan tersebut berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta tahun yang lalu namun hidup bersama-sama dengan manusia. Dinosaurus diciptakan oleh Tuhan dan bukan melalui evolusi reptil.
Sejarah Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang mereka sangat besar ketika ditemukan tahun 1677 oleh Dr. Robert Plot. Tulang-tulang itu dikira adalah tulang gajah raksasa. Nama pertama yang diberikan kepada binatang ini adalah Scrotum humanum. Hal ini terjadi 2 abad sebelum nama “dinosaurus” dimunculkan.
Pada 1822, Mary Anne Mantell berjalan-jalan di sebuah jalan raya di Sussex. Berdasarkan tradisi, ia menemukan sebuah tulang yang berkilau ditimpah sinar matahari, dan membawa pulang tulang tersebut untuk ditunjukkan kepada suaminya Dr. Gideon Mantell, dokter Inggris dan pemburu fosil amatir. Dr Mantell mengumumkan bahwa tulang tersebut mempunyai sebuah gigi yang lebih besar dari reptil modern. Ia menyimpulkan bahwa tulang ini adalah tulang reptil pemakan tumbuhan yang sudah punah dengan gigi seperti seekor iguana. Pada tahun 1825, Dr Mantell menamakan fosil tersebut Iguanodon (gigi iguana). Dr. Mantelllah yang mempopulerkan jaman reptil-reptil. Tahun 1841 anatomis dan paleontologis Inggris, Sir Richard Owen, yang secara kebetulan adalah lawan terkuat Charles Darwin, menemukan kata “dinosaurus”. Secara teknis, dinosaurus menunjuk pada makhluk raksasa yang menyerupai reptil yang hidup di darat bukan di air. Kata ini berarti “kadal yang mengerikan”. Tulang rahang Tyrannosaurus rex, panjang 6 kaki dengan gigi 6 inchi panjangnya, tentunya cocok dengan nama “kadal yang mengerikan”.
Dinosaurus – Diciptakan atau Berevolusi ?
Sejak penemuan Dr. Mantell, fosil-fosil dinosaurus telah ditemukan di beberapa benua di dunia, dari jauh ke utara seperti Alaska dan jauh ke selatan seperti Antartika. Dinosaurus itu ada dalam berbagai ukuran, bentuk, dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus merupakan studi kasus yang menarik untuk membuktikan penciptaan atau teori evolusi. Ada berbagai jenis dinosaurus. Beberapa berukuran kecil seperti ayam dan yang lain ada yang berukuran sangat besar sehingga beratnya kira-kira 8 ton. Banyak dari antara dinosaurus tersebut mempunyai struktur tulang yang lain dari biasanya. Karena itu, jika dinosaurus berevolusi dari sekitar 230 juta tahun yang lalu, dimulai dari sejenis reptil (menurut kepercayaan evolusionis), maka harus ada ribuan makhluk perantara. Selama jangka waktu tersebut, jutaan dinosaurus hidup dan mati. Kalau teori evolusi benar, museum-museum dapat menampilkan ribuan bentuk transisi reptil–dinosaurus yang tak dapat dibantah. Jika penciptaan benar, setiap jenis dinosaurus muncul dalam bentuk yang sudah jadi dari sejak permulaan dicipta, tidak ada jenis fosil perantara yang mengisyaratkan bahwa dinosaurus ini berevolusi dari seekor nenek moyangnya.
Fosil-fosil dinosaurus menunjukkan dengan sangat jelas bahwa tiap satu jenis dinosaurus yang ditemukan sudah dalam bentuk utuh, tidak ada bukti bahwa binatang ini berevolusi dari jenis makhluk sebelumnya.
Brontosaurus, kesalahan rekonstruksi
Kalau kita mengunjungi musim kelas dunia, kita akan menemukan banyak sekali bukti mengenai dinosaurus. Tulang-tulang dan tengkorak telah digali dari bumi dan semuanya menunjukkan adanya makhluk hidup yang sangat besar yang pernah hidup di bumi. Tetapi ketika tulang-tulang itu disusun, ilmuwan tidak selalu membuat rekonstruksi yang akurat. Setiap orang telah mendengar atau melihat gambar Brontosaurus dengan lehernya yang panjang, tetapi tidak banyak orang yang tahu bahwa Brontosaurus itu adalah sebuah kesalahan. Ilmuwan-ilmuwan menemukan bahwa mereka telah menaruh fosil kepala yang salah pada fosil badan yang salah pula. Dua peneliti dari Institut Carnegie telah membuktikan bahwa tulang-tulang Brontosaurus di 5 museum utama, termasuk di museum Carnegie sendiri, telah menaruh kepala yang salah. Kedua orang itu, pada tahun 1979, telah memberitahukan media cetak bahwa deskripsi yang diberikan oleh Dr. O.C. Marsh, ahli fosil yang terkenal dari Yale, berdasarkan data tulang kepala yang salah.
Dalam artikel “Scientist Claim Brontosaurus Given Wrong Head” (Pittsburgh: Associated Press, October 10, 1979), Berman menjelaskan bahwa Marsh sebenarnya mengunakan tulang kepala yang ditemukan 3 atau 4 mil jauhnya dari tulang badannya. Tetapi tidak ada orang yang mengetahuinya. Marsh tidak memberitahukan hal ini dalam artikelnya. Tidak ada bukti bahwa tulang kepala ini ada hubungannya dengan Brontosaurus. Anda dapat mencek hal ini dalam Marsh’s Dinosaurus yang ditulis John H. Ostrom dan John S. McIntosh (New Have, Connecticut: Yale University Press, 1966), halaman 244.
Kemudian setelah diberikan kepala yang baru pada Brontosaurus maka makhluk itu lebih menyerupai Diplodocus. Kepala yang salah itu sebenarnya milik dinosaurus yang telah ditemukan sebelumnya yaitu Apatosaurus. Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak pernah ada. Karena alasan itu maka Brontosaurus tidak disebut dalam The New Dinosaur Dictionary karangan Donald. F. Glut (Citadel Press, Secaucus, New Jersey, 1982).
Rekonstruksi Dinosaurus
Sangat penting untuk diketahui bahwa pada saat ilmuwan mengali sejumlah tulang-tulang, mereka tidak menemukan tulang tersebut beserta dagingnya. Walaupun mereka menemukan semua tulang-tulangnya secara lengkap (dan biasanya lebih sering ditemukan hanya beberapa bagian saja), mereka hanya mempunyai data 40 persen untuk menjelaskan bagaimana rupa makhluk tersebut. Tulang-tulang itu tidak menceritakan bagaimana warna binatang itu atau apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti fosil mengenai makanan dinosaurus. Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus merupakan pengecualian karena isi perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk fosil yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga ditemukan. Makanan kebanyakan dinosaurus hanya dapat diduga-duga saja berdasarkan data yang didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi fosil. Gigi-gigi tajam yang dimiliki hanya menjelaskan bagaimana ia merobek makanannya tetapi bukan makanan apa yang dirobeknya. Ketika merekonstruksi dinosaurus yang besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan membuat berbagai asumsi. Seperti, beberapa pernyataaan mengenai apa yang dinosaurus lakukan atau di mana mereka tinggal adalah penuh dengan dugaan-dugaan belaka. Dalam film The Lost World dibicarakan mengenai tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar hasil cloning ini bisa mencium bau asap rokok dari jarak beberapa mil, punya intelegensi yang tinggi, menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun dari hal-hal tersebut yang bisa diketahui dari fosil tulang belulang dinosaurus.
Sebagai contoh mari kita meneliti fosil Unenlagia comahuensis yang ditemukan oleh paleontologi Fernando Novas yang dimuat di harian Kompas, Senin, 26 Mei 1997. Dari tulang yang ada maka ia mencoba menyusun suatu makhluk dinosaurus yang nantinya berevolusi menjadi burung.
Gambar di dalam diatas menjelaskan bagaimana rekonstruksi tulang sehingga menjadi bentuk dinosaurus. Warna putih menggambarkan tulang yang ditemukan sedangkan gambar hitam menunjukkan gambar rekonstruksi. Saudara dapat menemukan bagaimana tulang yang sangat sedikit itu direkonstruksi menjadi dinosaurus yang lengkap. Bagaimana ia dapat menggambarkan kepala dinosaurus lengkap dengan giginya yang tajam sedangkan tidak ditemukan tulang kepala beserta giginya. Bagaimana ia menerka panjang lehernya sedangkan tulang lehernya tidak ditemukan. Bagaimana ia menerka panjang ekornya sedangkan tulang ekornya tidak ditemukan. Mungkin saja ia berekor pendek, sedangkan makhluk itu direkonstruksi berekor panjang. Bagaimana ia merekonstruksi lengan bawah lengkap beserta jari-jarinya sedangkan yang ditemukan hanya tulang lengan atas. Jelas disini bahwa ilmuwan menggunakan daya imajinasinya (yang mungkin salah) untuk merekonstruksi tulang belulang yang ia temukan. Bentuk dari dinosaurus ini saja masih perlu kita pertanyakan apalagi jika diduga bahwa dinosaurus ini berevolusi menjadi burung.
Benarkah Archaeopteryx adalah nenek moyang burung ?
Archaeopteryx/Arkheopteriks adalah burung. Ia mempunyai kaki-kaki yang dapat mencengkeram, sayap-sayap seperti burung, bulu-bulu seperti bulu burung modern, tempurung kepala seperti burung, dan sebuah furcula (tulang selangka burung). Selain itu, ia terbang! Lebih jauh lagi, walaupun fosil Archaeopteryx pertama kali ditemukan 1861, fosil-fosil lain yang ditemukan sejak saat itu tidak ada satu pun yang menunjukkan bentuk transisi antara reptil dan Archaeopteryx atau antara Archaeopteryx dan burung-burung. Jika reptil berevolusi menjadi burung maka akan ditemukan ribuan makhluk transisi yang hidup dan mati, yang meninggalkan jejak dalam bentuk fosil.
Walaupun bukti yang memberatkan dan bertentangan ini ada namun banyak evolusionis mempertahankan pendapat bahwa Archaeopteryx adalah bentuk transisi antara reptil dan burung. Mereka menunjuk pada bukti bahwa burung ini mempunyai cakar di kedua sayapnya, gigi, dan beberapa ciri khas yang tampak seperti reptil. Beberapa orang menyatakan bahwa ciri khas ini mengindikasikan bahwa Archaeopteryx berevolusi dari reptil. Tetapi, beberapa burung purba mempunyai gigi. Dengan bukti yang sama juga ternyata banyak burung purba yang tidak mempunyai gigi. Intinya adalah tidak ada fosil yang ditemukan yang menyatakan terjadinya kehilangan gigi secara terus-menerus/perlahan-lahan hilang pada burung-burung. Mereka ada yang mempunyai gigi dan ada yang tidak! Hal ini tidak mengejutkan karena hal ini juga terjadi pada beberapa binatang bertulang belakang lainnya. Beberapa ikan mempunyai gigi, beberapa amfibi mempunyai gigi, dan beberapa reptil mempunyai gigi. Tetapi ada ikan, dan amfibi, dan reptil yang tidak punya gigi! Kebanyakan mamalia punya gigi, tetapi beberapa tidak. Keberadaan atau ketidakberadaan gigi tidak mengkonfirmasi atau menyangkal teori evolusi atau penciptaan.
Apakah adanya cakar pada sayap membuktikan transisi reptil dan burung ? Tidak, karena ada paling sedikit 3 burung yang hidup sekarang yang juga mempunyai cakar di sayapnya. Hoatzin, burung yang hidup di Amerika Selatan, mempunyai cakar di sayapnya ketika masih muda. Hal ini juga terjadi pada touraco, burung yang hidup di Afrika. Ostrich mempunyai 3 cakar pada sayapnya, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengusulkan bahwa ketiga burung ini adalah binatang perantara reptil dan burung karena mereka hidup pada saat ini.
Beberapa tahun lalu, paleontologis (ahli fosil) menemukan fosil dari burung modern dan menyimpulkan, dari bukti, bahwa burung modern itu hidup pada waktu yang sama dengan Archaeopteryx. Archaeopteryx tidak bisa menjadi nenek moyang burung jika burung modern dan Archaeopteryx hidup pada waktu yang bersamaan.
Baru-baru ini, paleontologis menemukan fosil-fosil dari seekor burung di Texas yang diduga hidup 75 juta tahun sebelum Archaeopteryx. Jika kita mengikuti pola pikir evolusionis maka burung ini seharusnya lebih menyerupai reptil daripada Archaeopteryx. Tetapi makhluk ini lebih menyerupai burung daripada Archaeopteryx! Ilmuwan yang percaya teori penciptaan menyimpulkan bahwa Archaeopteryx bukan seekor binatang perantara reptil dan burung, tetapi adalah burung, khusus diciptakan Tuhan dan terpelihara untuk kita dalam bentuk catatan fosil.
Benarkah Dinosaurus Punah 65 Juta Tahun
Sebelum Manusia Berevolusi ?
Mari kita melihat bukti secara ilmiah di Sungai Paluxy, dekat Glen Rose, Texas, Amerika Serikat. Ken Ham dan John Mackay dari Creation Science Foundation telah datang melakukan kunjungan ke Paluxy untuk menyelidiki sisa-sisa bekas peninggalan yang ditemukan orang sebagai bukti yang meyakinkan tentang adanya bekas jejak kaki manusia di tengah-tengah bekas jejak kaki dinosaurus. Jika dinosaurus sudah punah 65 juta tahun sebelum manusia berevolusi maka bagaimana mungkin ada jejak dinosaurus bersama jejak manusia di lapisan tanah yang sama. “Kami juga menemukan bukti-bukti tambahan di Sungai Paluxy yang dapat menghapus paham evolusi mengenai skala waktu geologis. Pada lapisan yang paling atas dari batu-batuan di sungai itu, yang diperkirakan usianya oleh para ahli kaum evolusi hanya berusia 25 juta tahun, dengan jelas sekali kami menemukan bekas jejak kaki dinosaurus. Menurut paham kaum evolusi fosil-fosil ini mestinya tidak boleh terdapat pada lapisan yang paling atas (yang berusia 25 juta tahun) karena binatang dinosaurus sudah punah sejak 65 juta tahun lalu. Jadi, dengan menggunakan metode perhitungan waktu (skala waktu geologis) yang dipergunakan oleh kaum evolusi sendiri, yang juga mengabaikan adanya bekas jejak kaki manusia, maka sisa-sisa fosil di Sungai Paluxy itu telah menaklukan paham evolusi mengenai skala waktu geologis (maksudnya skala waktu geologis tidak akurat dan salah)!”
Dr. Clifford Wilson, seorang pengarang buku terkenal dari kota Melbourne dan ahli ilmu purbakala yang tersohor, “pada hakekatnya telah membuat penggalian dan menemukan bekas jejak kaki di sekitar Sungai Paluxy dan telah menemukan bekas jejak kaki manusia.” Letter, 5 April 1984.
Dr. John D. Morris dalam bukunya Tracking Those Incredible Dinosaurus menyatakan bahwa 1) jejak dinosaurus dan bekas kaki manusia telah ditemukan untuk pertama kalinya dan dibuat fotonya dalam tahun 1908. 2) Jejak kaki manusia telah ditemukan pada kurang lebih 20 tempat di sekitar Sungai Paluxy sehingga memberikan bobot bukti yang meyakinkan sekali. 3) Bekas jejak kaki manusia yang ditemukan oleh rombongan Leaky di Afrika Timur dan diterima secara luas oleh kaum evolusionis sebagai penemuan yang murni adalah tidak begitu jelas seperti penemuan Sungai Paluxy, yang justru telah ditolak oleh mereka karena mereka menganggap manusia itu tidak mungkin hidup sezaman dengan dinosaurus.
Dennis R Petersen, M.A. (Master of Art in Museum Administration) dalam bukunya Unlocking The Mysteries of Creation halaman 143 menyatakan ada beberapa puzzle misteri di Sungai Paluxy. Beberapa jejak seperti jejak beruang dan kucing telah ditemukan juga di sana. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana mungkin binatang-binatang ini (yang mestinya belum berevolusi) kembali ke masa jutaan tahun sebelumnya yaitu di zaman dinosaurus. Atau mereka hidup pada zaman yang sama dengan dinosaurus ?
Pada halaman terdepan dari surat kabar harian Sydney Morning Herald, edisi sore, tanggal 21 November 1983, terdapat sebuah laporan berupa berita yang sangat berkaitan dengan masalah jejak manusia dan dinosaurus. Penemuan ini mungkin merupakan hal yang paling penting yang datangnya dari sebuah kantor berita negara komunis yang tidak ber-Tuhan: “Sebuah laporan dari Kantor Berita Soviet, Tass, menyatakan bahwa kurang lebih 1500 bekas jejak peninggalan binatang dinosaurus telah ditemukan di Turkmenia, akan tetapi di antara jejak kaki ada terdapat jejak yang mirip jejak kaki manusia. Menurut keterangan Profesor Ammaviyazov, Direktur Institut Geologi Turkmenia, “Apabila analisa lebih lanjut membuktikan bahwa jejak kaki itu adalah bekas peninggalan makhluk anthropoid, maka sejarah umat manusia (menurut kaum evolusionis) haruslah diperluas sampai 150 juta tahun jauhnya, dan bukan saja 5 juta tahun.” Tetapi kaum kreasionis tetap tidak menerima bahwa manusia mengalami evolusi.
Jejak di Sungai Paluxy maupun di Turkmenia ini menyebabkan kaum evolusionis mau tidak mau seharusnya menerima bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta tahun sebelum manusia berevolusi. Tetapi jika mereka bersikeras untuk menyatakan bahwa manusia saat itu belum ada, maka mungkin gambar ilustrasi ini dapat menjelaskannya.
SUNGAI PALUXY :
Bukti-Bukti Lain Bahwa Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus
Banyak kebudayaan di dunia yang mempunyai legenda Naga. Legenda Naga ini ada di China, Jepang, Australia, Amerika Selatan, India, Eropa, Inggris, Yahudi dan di Amerika. Kalau naga hanyalah merupakan daya khayal manusia, mengapa legenda ini ada di beberapa kebudayaan bukan hanya terdapat pada satu bangsa saja? Diduga bahwa makhluk ini sebenarnya adalah dinosaurus.
Ada sebuah cerita mengenai pahlawan bangsa Sumeria 3000 tahun SM yang bernama Gilgamesh. Ia pergi ke sebuah hutan terpencil untuk menebang pohon Cedar kemudian menemukan seekor naga jahat yang besar. Ia membunuh naga tersebut dan memotong kepalanya sebagai tanda kemenangannya. Ketika Alexander Agung dan prajuritnya tiba di India, mereka menemukan bahwa penduduk asli India menyembah reptil yang sangat besar yang mereka simpan di gua-gua. China sangat terkenal dengan cerita naganya, dan naga selalu ditonjokan dalam guci, sulam-menyulam, dan ukiran China. Inggris mempunyai cerita mengenai St. George yang membunuh naga yang hidup di sebuah gua.
Pada abad ke-10 seorang Irlandia mencatat perjumpaannya dengan seekor makhluk yang rupanya seperti Stegosaurus. Pada tahun 1500-an, sebuah buku scientific Eropa, Historia Animalium, mencatat beberapa jenis binatang, yang bagi kita adalah dinosaurus, masih hidup pada saat itu. Seorang ahli ilmu pengetahuan alam terkenal, Ulysses Aldrovandus, mencatat sebuah pertemuan antara seorang petani bernama Baptista dan seekor naga yang ciri-cirinya mirip dengan dinosaurus Tanystropheus. Pertemuan itu terjadi tanggal 13 Mei 1472 dekat Bologna di Itali, dan petani itu membunuh naga tersebut. Jadi bukti dari keberadaan dinosaurus pada sejarah umat manusia sangat kuat.
Stegosaurus
Terdapat laporan-laporan yang menyatakan penampakan dinosaurus pada akhir-akhir ini. Pada Science Digest, Juni 1981 dan Science Frontiers No. 33 tahun 1983, penyelidik dan penduduk di Afrika melaporkan penampakan makhluk seperti dinosaurus. Deskripsi yang diberikan cocok dengan rupa dinosaurus. Dalam Melbourne Sun, 6 Februari 1980, lebih dari 40 orang mengklaim bahwa mereka melihat plesiosaurus dari pantai Victorian Australia akhir-akhir ini. Mungkin benar bahwa monster Loch Ness (jika monster ini benar-benar ada) adalah seekor variasi dari Plesiosaurus (dinosaurus yang hidup di air) yang masih hidup sampai sekarang. Bukan hal yang memalukan bagi kaum kreasionis jika seseorang menemukan Tyrannosaurus rex hidup di hutan. Tetapi hal ini jelas-jelas akan memalukan bagi seorang evolusionis.
Dinosaurus di Dalam Alkitab :
Lewiatan (reptil laut) dan Behemot.
Apakah dinosaurus terdapat juga dalam buku yang paling tua, yang pernah ditulis oleh manusia, yang masih ada sampai kini ?
Alkitab berkata, “Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar” (Kejadian 1:21) . Allah melukiskan salah satu binatang laut itu kepada Ayub (kira-kira 2.000 tahun SM). Dalam bahasa Yunani makhluk itu disebut lewiatan (Ayub 40:20), dan Alkitab bahasa Indonesia menyebutnya buaya. Makhluk ini sangat besar dan kuat, sehingga orang tidak dapat menangkapnya dengan kail, atau melukainya dengan pedang atau lembing (Ayub 41:17). Sebenarnya kita tidak tahu jelas makhluk laut apa yang Allah maksudkan dalam kitab Ayub ini. Tapi Allah berkata, “Tidak ada taranya di atas bumi, itulah makhluk yang tidak mengenal takut” (Ayub 41:24).
Nampaknya mustahil ada makhluk yang dapat menyemprotkan lidah api dari mulutnya. Tapi Alkitab berkata, “Dari dalam mulutnya keluar suluh dan berpancaran bunga api” (Ayub 41:10). Berdasarkan ayat ini tidaklah salah berpendapat bahwa makhluk raksasa itu bukanlah buaya. Dan belum pernah ada buaya atau binatang reptil lainnya yang menyemburkan bunga api dari mulutnya. Kita mengenal dan mengagumi kunang-kunang. Kita tahu, bila malam tubuh kunang-kunang memancar berkelip-kelip sinar jernih benderang. Itu merupakan bukti nyata, bahwa ‘menyemburkan’ api bukanlah mustahil bagi makhluk ciptaan Allah. Kita juga mengenal cerita naga yang menyemburkan api dari mulutnya, dari mana ide naga yang menyemburkan api jika hal ini hanya khayalan manusia ?
Alkitab melaporkan bahwa Allah berfirman kepada Ayub, “Perhatikan kuda Nil, yang telah Ku-buat seperti juga engkau” (Ayub 40:10).
Dalam Alkitab bahasa Ibrani yang disebut bukanlah kuda Nil, melainkan BEHEMOT. Artinya binatang raksasa yang luar biasa besarnya dan luar biasa kuatnya. Allah mengatakan bahwa Behemot itu mempunyai tulang-tulang seperti pembuluh tembaga. Kerangka tubuhnya seperti batang besi, dan ekornya seperti pohon aras (lihat Ayub 40:11-19).
Gambaran itu menyatakan bahwa binatang yang dimaksud bukanlah kuda Nil dan bukan pula gajah karena ekor mereka tidak sebesar kayu aras (kayu libanon, yang besar-besar) . Dan para ahli (dari kaum kreasionis. Ct. Henry M. Morris) percaya bahwa BEHEMOT itu adalah dinosaurus, binatang raksasa yang sangat menakjubkan.
Allah menyuruh Ayub ke Sungai Yordan memperhatikan makhluk luar biasa ini. Allah berfirman, “Sesungguhnya, biarpun sungai sangat kuat arusnya, ia tidak gentar” (40:18). Pada musim semi, salju di Gunung Libanon – kira-kira 80 km di utara dari Sungai Yordan – mencair. Luapan air cairan salju itu, deras menggemuruh turun ke Sungai Yordan. Sungai yang biasanya tenang itu, berubah menjadi ganas. Tapi gemuruh air sungai ini, sama sekali tidak mengusik dinosaurus yang berleher panjang. Alkitab berkata, “Ia tetap tenang, walaupun Sungai Yordan meluap melanda mulutnya” (Ayub 40:18b).
BEHEMOT cukup mengangkat kepalanya lebih tinggi sedikit, untuk menahan dan melahap pohon yang dihanyutkan luapan air.
Allah menyuruh Ayub memperhatikan dinosaurus – makhluk raksasa itu. Itu berarti dinosaurus pernah hidup di bumi pada zaman Ayub.
Kapan Dinosaurus Diciptakan ?
Pada hari ke-5 Allah mulai mengisi bumi dengan binatang-binatang. Alkitab berkata, “Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air” (Kejadian 1:21). ‘Binatang-binatang laut yang besar’ itu termasuk Lewiatan raksasa. Itu disebut dalam Ayub pasal 41 dan Mazmur 104:26. Allah juga menciptakan ikan-ikan paus dan jenis ikan-ikan besar. Kejadian 1:21 mengatakan bahwa ‘segala jenis burung yang bersayap’ juga diciptakan pada hari ke-5.
Pada hari ke-6, yakni hari terakhir penciptaan, “Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi’. Ingatlah, dinosaurus juga termasuk binatang melata. Lalu “Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya … laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka” (Kejadian 1:25,27).
Banyak orang tidak mempercayai apa yang Allah katakan tentang penciptaanNya atas makhluk-makhluk melata. Mereka berpendapat bahwa binatang berasal dari zat kimia dalam air, melalui proses evolusi yang memerlukan ribuan juta tahun. Allah yang mengetahui segala sesuatu sebelum hal itu terjadi, tahu persis bahwa manusia tidak akan mempercayai Dia. Mungkin itulah sebabnya Allah sampai tiga kali menegaskan kepada kita (kejadian 1:24,25,26), bahwa Ia menjadikan semua makhluk melata pada waktu yang sama, ketika Ia menciptakan manusia – laki-laki dan perempuan.
Allah menciptakan dinosaurus darat termasuk Behemot perkasa, pada hari ke-6 penciptaan-Nya (Ayub 40:15). Pada mulanya Allah menciptakan mereka jinak, sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan. Alkitab berkata, “…kepada segala binatang di bumi … yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya” (Kejadian 1:30). Pada mulanya segala makhluk itu makan tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, dan buah-buahan. Mereka tidak saling memangsa. Tapi setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, banyak binatang menjadi pemakan daging.
Mengapa Dinosaurus Punah ?
Ada beberapa kemungkinan yang dikemukakan baik oleh para evolusionis maupun dari orang lain. Mereka berkata ada satu benda raksasa dari luar angkasa jatuh menghantam lautan, mengakibatkan punahnya beberapa makhluk laut. Mereka mengatakan juga, bahwa kemudian ada benda lain yang membentur bumi, sehingga menyebabkan dinosaurus-dinosaurus berangsur-angsur punah. Yang lain mengatakan bahwa punahnya dinosaurus akibat radiasi dari bintang yang meledak. Ada lagi yang mengatakan akibat wabah virus dinosaurus. Ada yang mengatakan akibat serangan diare, hujan meteor (lihat majalah Time edisi 6 May 1985), dsb.
Menurut Kaum Kreasionis.
Bumi kita yang sekarang ini sangat berbeda dari bumi pra-Air Bah. Allah menempatkan lapisan uap air di atas atmosfir di sekeliling bumi (Kejadian 1:6-8). Adam, Kain, Nuh dan orang lain yang hidup sebelum zaman Air Bah, tidak dapat melihatnya. Lapisan uap air itu tidak terlihat oleh mata kita. Kita dapat melihat matahari pada siang hari, bulan dan bintang-bintang pada malam hari. Tapi kita melihatnya melalui pantulan lapisan uap air itu.
Lapisan uap air itu adalah bagian dari rencana agung Allah. Lapisan uap air itu menjaga dan memelihara penguapan suhu bumi. Karena itulah pada zaman itu tidak ada daerah yang terus menerus dingin di bumi, bahkan di Kutub Utara atau di Kutub Selatan. Suhu udara di seluruh bumi tetap sama sepanjang tahun. Cuaca yang hangat dan lembab, mirip sekali dengan udara dalam rumah kaca zaman sekarang, kalau kita masuk ke dalamnya.
Para ilmuwan mengatakan bahwa sinar ultra-violet dari matahari berbahaya bagi kehidupan setiap makhluk di bumi. Selama 1,600 tahun lapisan uap yang tidak kelihatan itu melindungi bumi dari sinar ultra-violet . Karena perlindungannya itu tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia dapat hidup lebih lama, dan bisa bertumbuh lebih besar daripada keadaan zaman sekarang ini. Sebagai contoh adalah buah-buahan yang dihasilkan di rumah kaca biasanya lebih besar daripada yang dihasilkan di kebun.
Ketika Allah memberi tahu Nuh, bahwa hujan lebat akan turun, maksud-Nya ialah lapisan uap air itu berubah menjadi air hujan. Maka hujan lebat pun turun. Firman Allah melukiskan hujan itu demikian “… terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit” (Kejadian 7:11). Air Bah itu sebagian besar disebabkan oleh curahan air yang dahsyat dari langit ke bumi.
Kemudian datanglah air bah. Tetapi Allah melindungi ciptaannya dengan menyediakan satu bahtera yang menyelamatkan satu keluarga, dan juga segala jenis makhluk yang bernafas.
Ketika keluarga Nuh dan semua makhluk binatang itu keluar dari bahtera, dinosaurus-dinosaurus muda menyaksikan satu bumi yang sangat berbeda dari bumi yang mereka pernah huni sebelumnya. Gunung-gunung terjal, seperti Gunung Alpo dan Himalaya, muncul pada daerah pegunungan yang jauh lebih datar sebelumnya. Ngarai-ngarai curam terbentuk oleh arus air deras, yang mengkikis tanah lunak. Laut yang dangkal berubah menjadi samudera yang dalam, seperti yang kita kenal pada zaman sekarang ini.
Barangkali bumi memiliki lebih banyak tanah daratan, dan lebih banyak lahan bagi tumbuh-tumbuhan dan makhluk-makhluk binatang sebelum Air Bah. Setelah zaman itu, tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh sesubur dan serimbun sebelumnya. Demikian pula rawa-rawa semakin langka. Padang gurun mulai ada, sehingga sebagian dinosaurus sulit mendapat makanan. Karena kekurangan bahan makanan, banyak dinosaurus mungkin mati kelaparan. Sementara dinosaurus herbivora mulai punah, dinosaurus karnivora terancam punah pula.
Radiasi sinar matahari mulai merusak segala yang hidup. Sebab sinar ultra-violet yang berbahaya tidak lagi ditapis oleh lapisan uap air di cakrawala. Akibatnya, masa hidup tumbuh-tumbuhan dan makhluk binatang semakin pendek. Ini berarti dinosaurus tidak sempat bertumbuh sampai menjadi raksasa seperti dahulu.
Cuaca bumi berubah begitu jauh setelah Air Bah. Cuaca di seluruh bumi tidak lagi hangat atau pun lembab. Beberapa bagian dunia bahkan sangat dingin. Mungkin sebagian dinosaurus tidak dapat menyesuaikan diri karena perubahaan cuaca ini, sehingga mati kedinginan. Jadi kesimpulannya banyak dinosaurus yang punah karena habitatnya berubah dan suhu bumi berubah sehingga mereka tidak dapat bertahan hidup. Ada yang masih bertahan hidup sampai jaman Ayub dan ada yang masih bertahan hidup sampai sekarang.
Dinosaurus dalam bahtera Nuh ? Apa muat ?
Apakah semua binatang dapat masuk ke bahtera Nuh, termasuk dinosaurus ? Bagaimana Nuh dapat mengangkut jutaan spesies binatang dalam bahtera ? Di mana ia menempatkan Brachiosaurus yang tingginya 50 kaki dan berat 80 ton ? Tidak perlu menempatkan dinosaurus dewasa yang besar itu dalam bahtera. Untuk menjaga kelangsungan jenisnya dapat dilakukan dengan cara membawa bayi dinosaurus. Hal ini memudahkan masalah tempat tinggal mereka di bahtera. Lebih jauh lagi, jutaan spesies tidak dimasukkan ke dalam bahtera. Alkitab menyatakan bahwa Allah memerintahkan untuk membawa sepasang setiap jenis binatang darat dan udara kecuali binatang tidak haram yang digunakan untuk korban yaitu sebanyak 7 pasang. Saat ini ada sekitar 20.000 spesies dari binatang darat dan udara yang masih hidup (seperti mamalia, burung, reptil, dan amfibi). Kalau kita mengasumsikan ada 20.000 spesies yang punah, maka berarti ada 40.000 species yang dimuat, atau kira-kira ada 80.000 binatang yang masuk ke dalam bahtera.
Beberapa binatang besar, tetapi kebanyakan dari mereka, seperti tikus, kadal, dan burung, cukup kecil. Ukuran rata-rata binatang-binatang ini kira-kira sebesar ukuran domba. Bahtera Nuh panjangnya kira-kira 450 kaki, tingi 45 kaki, dan lebar 75 kaki. Hal ini berarti, dengan 3 dek, bahtera ini mempunyai lantai seluas lebih dari 100.000 kaki persegi. Kedelapan puluh ribu binatang ini dapat disangkarkan dalam area sebesar 50.000 kaki persegi, menyebabkan separuh ruang lainnya dapat digunakan untuk menyimpan makanan, udara, tempat tinggal untuk Nuh dan keluarganya, dan lain-lain. Mungkin Allah menyebabkan sebagian binatang berhibernasi (tidur selama musim dingin/tidak aktif selama suatu periode tertentu), untuk meminimalkan perawatan mereka. Air bah dilimpahkan ke bumi oleh Allah, dan dengan keinginanNyalah Nuh, keluarganya, dan sepasang binatang darat, udara dapat selamat, termasuk dinosaurus.
Dinosaurus Masa Kini
Walaupun reptil raksasa sudah punah (mungkin ada yang masih tersisa dan tidak pernah ditemukan manusia), ada beberapa reptil kecil masih hidup sampai sekarang ini. Kita tidak tahu pasti mengapa jenis reptil kecil ini bisa bertahan hidup. Mungkin mereka dapat menyesuaikan diri pada dunia sekitarnya yang sudah berubah. Makhluk-makhluk itu dikatakan “kecil” karena dibandingkan dengan dinosaurus raksasa yang beberapa ton beratnya. Namun demikian di antara makhluk melata yang bertahan hidup ini, ada yang ratusan kilogram beratnya.
Di Pulau Komodo, Indonesia, hidup satu jenis kadal terbesar di dunia, yakni Komodo. Sayang, hanya sekitar seribu ekor komodo yang masih hidup sekarang ini.
Komodo mirip naga-naga pada lukisan zaman abad pertengahan. Satu-satunya hal yang membedakan Komodo dari naga, ialah Komodo tidak menyemburkan lidah api dari lubang hidungnya seperti naga dalam gambar itu.
Kulit Komodo hitam mengkilat.. Cakar-cakar Komodo panjang dan tajam. Kepalanya seperti berketopong baja. Lidahnya panjang dan berbilah, mirip lidah ular.
Komodo dapat bertumbuh sepanjang hampir 3 meter dan beratnya kira-kira 136 kg. Mereka suka menyantap bangkai binatang, seperti rusa, babi hutan, kambing dan kerbau. Komodo dewasa bergerak lamban di darat, Komodo kecil bergerak gesit, lincah seperti kera. Demikian lincahnya, Komodo kecil pandai memanjat pohon. Belum banyak yang kita ketahui tentang kebiasaan hidup Komodo, sehingga banyak perihal makhluk ini masih merupakan misteri besar.
Di Pulau kecil Kariben hidup satu jenis kadal besar. Melihat rupanya, timbul dugaan bahwa kita sedang berhadapan dengan satu makhluk mistik dalam lukisan Mesir kuno. Kadal ini dinamai Mona Iguana sesuai nama tempat asalnya, yakni Pulau Mona kecil berbentuk buncis. Pulau Mona terletak di antara Puerto Rico dan Republik Dominika.
Kaki Kadal Mona Iguana pendek dan gemuk, begitu pula ekornya sangat pendek. Tubuhnya besar berkeriput. Kepalanya besar, ditutupi oleh benjolan-benjolan besar. Sebuah cula yang bertengger di moncongnya membuatnya nampak buas dan garang.
Walaupun makhluk ini nampak buas, ia sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia ataupun bagi makhluk-makhluk binatang lainnya. Mona Iguana adalah pemakan tumbuh-tumbuhan. Salah satu makanan kesukaannya ialah buah manchineel. Buah itu dapat mengakibatkan penyakit mendadak, bahkan kematian bagi manusia yang memakannya. Mona Iguana tidak harus makan setiap hari.
Sekitar 95 persen dari waktu siangnya, Mona Iguana beristirahat di dalam tanah. Berada di dalam tanah melindungi kadal ini dari pertarungan dengan musuh, memelihara kestabilan suhu tubuhnya, menghemat cairan dalam tubuhnya, dan menghemat tenaganya.
Kura-kura besar ini berasal dari Pulau Isabela di Lautan Pasifik. Pulau Isabela termasuk kepulauan Galapagos, 965,4 kilometer di sebelah barat dari Ekuador, Amerika Selatan.
Reptil berbentuk kubah ini terkenal sebagai makhluk berdarah dingin terberat di dunia. Kura-kura jantan ada yang beratnya sampai 272 kg. Berat kura-kura betina memang jarang yang lebih dari 136 kg. Usia makhluk ini dapat mencapai 150 tahun.
Kura-kura Galapagos suka hidup santai. Setiap hari ia tidur kira-kira 16 jam. Ia bangun pukul 7 atau 8 pagi, kemudian berjemur di bawah matahari dua-tiga jam lamanya, sampai badannya yang besar itu terasa hangat. Pada sisa waktu hari itu ia mungkin bergerak beberapa meter saja untuk mencari makanan.
Makanan makhluk raksasa ini aneka macam dan agak aneh. Ia melahap jelatang dan buah per berduri. Seperti reptil Mona Iguana, ia menyukai buah-buahan beracun yang berbahaya bagi manusia.
Kura-kura ini tidur pukul 4 atau 5 sore. Supaya tubuhnya tetap hangat sepanjang malam, ia membenamkan setengah tubuhnya dalam lumpur. Lumpur itu juga melindunginya dari serangan nyamuk. Esok harinya lumpur yang melekat pada tubuhnya mengering dan melindunginya dari serangan kutu-kutu kecil yang suka menyelusup ke dalam celah-celah kulitnya.
Jika kutu-kutu kecil menyelinap ke dalam tungkainya yang panjang dan berkerut, ke kepala atau kakinya, ia cukup menjulurkan bagian tubuhnya itu dan membiarkan burung kutilang mematuk habis kutu-kutu itu. Allah mengatur makhluk-makhluk binatang sedemikian rupa supaya mereka dapat saling menolong.
Sekitar 5 jam lamanya kura-kura betina yang akan bertelur menggali, mengukur dan membentuk satu lubang. Kemudian dalam waktu kurang lebih 20 menit, ia bertelur sebanyak 17 butir. Selesai mengerami telur-telur itu, sang induk menata ulang letak telur-telurnya dalam susunan melintang di dasar lubang. Kemudian ia melapisi bagian atas telur-telur itu dengan lumpur agar telur-telur itu tidak kedinginan di malam hari dan tidak kepanasan di siang hari. Telur-telur itu menetas mulai dari 3 sampai 8 bulan kemudian, tergantung kepada keadaan suhu udara.
Selama satu sampai lima hari, bayi kura-kura bergumul memecahkan kulit telurnya. Kemudian bayi itu harus mengorek sarang lumpurnya yang sudah mengeras untuk dapat keluar. Umumnya bayi kura-kura berhasil keluar setelah beberapa minggu, namun tidak dapat menunggu berminggu-minggu untuk mendapat makanannya. Jadi apakah yang membuat bayi kura-kura tidak mati kelaparan? Allah menciptakan satu kantong kuning telur yang melekat pada perut bayi kura-kura itu. Kantong kuning telur itu menyediakan makanan bagi bayi kura-kura selama 7 bulan bila perlu. Setelah berhasil keluar, bayi kura-kura bebas berkeliaran seperti buldoser mini yang beratnya sekitar 1 ons.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar